Buletin Santri Edisi 33/Vol 4/Februari 2011 FAIDAH MAULIDAN
17 Mei 2011
FAIDAH MAULIDAN
Oleh: Ust. Habib Ahmad al-Hamid S.Pd.I
Guru MTs, MA AL-KHOIROT
MAJLIS MAULID. APA DAN BAGAIMANA??
Dalam kegiatan kita sehari-hari tentu ada yang bermakna, dan kadang-kadang ada yang tidak bermakna sama sekali. Sungguh beruntung bila waktu dan kesehatan kita dapat digunakan untuk hal-hal yang bermakna, dan sungguh rugi dan amat rugi bila hanya untuk hal-hal yang tidak bermakna.
Contohnya kegiatan pembacaan Maulid yang diadakan mingguan atau bulanan di kalangan masyarakat! Apa manfaatnya? Dan apa madorotnya? Manfaatnya banyak sekali, sedangkan madorotnya hanya sedikit bila dibandingkan dengan manfaatnya.
Pertama: mengungkapkan rasa senang dan cinta atas Nabi Muhammad SAW, yang kemudian dibuktikan dengan pembacaan sejarah kehidupan dan prilaku Beliau. Sehingga kita dapat mencontoh dan meniru Beliau sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Kedua: membaca Sholawat, Salam, dan Pujian untuk Baginda Nabi Muhammad SAW. Ini adalah ibadah, dan dengan ini kita berarti sudah menjalankan dan mengamalkan perintah Allah SWT untuk memberikan Sholawat dan Salam kepada Beliau, dan sudah pasti kita akan mendapatkan pahala yang sebanyak-banyaknya serta balasan kebaikan yang tak terhingga, minimal setiap Sholawat akan mendapatkan 10 pahala, 10 derajat kemuliaan, diampuni 10 dosa, dimudahkan dan diperbanyak rizkinya, dan lain sebagainya.
Ketiga: membaca beberapa ayat Al-Qur’an Al-Karim yang termaktub dalam kitab Maulid, perbuatan ini adalah termasuk perbuatan ibadah, dan tentunya setiap huruf dari ayat yang kita baca kita akan mendapatkan pahala yang banyak, minimal 10 kebaikan untuk setiap huruf yang kita baca. Sekaligus kita dapat mengambil pelajaran dan peringatan dari ayat-ayat tersebut.
Keempat: memuja dan memuji Rasulullah SAW dengan Qosidah-qosidah ataupun Madaih-madaih yang diiringi alunan rebana, yang semuanya itu adalah hal yang sangat baik, yang telah dilakukan para Salafus Sholih, serta dilakukan juga oleh para Shahabat Rasul ataupun Shohabiyah (Rodiyallohu Anhum Jami’an). Dalam meng-elu elukan kecintaan mereka kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Hal ini dapat membuat Rasulullah senang dan bangga atas ummatnya, maka pasti dengan menyenangkan dan membuat bangga Beliau kita akan mendapatkan pahala yang besar !.
Kelima: dengan menghadiri kegiatan di rumah-rumah saudara seiman berarti kita sudah termasuk melakukan suatu amal ibadah karena perbuatan itu adalah Silaturrahmi. Kunjungan kita serta pertemuan dan berbincang-bincang dengan saudara-saudara seiman adalah hal yang dianggap dapat menyebabkan kekuatan tali persaudaraan dan menambah kecintaan diantara kita, inilah yang disebut dengan Silaturrahmi. Silaturrahmi akan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT yang amat banyak, minimal: dipanjangkan umur, dimudahkan dan diperbanyak rizki, diampuni dosa-dosanya, dan lain sebagainya.
Keenam: telah melakukan kebaikan dan menunaikan kewajiban sesama muslim menghadiri undangan saudara seiman, ini adalah amal ibadah bagi yang menghadirinya, juga termasuk akhlaq yang mulia bila diundang lalu menghadirinya pada waktunya.
Ketujuh: telah melakukan kebaikan serta kewajiban sesama Muslim untuk saling memberi kebahagiaan dan kesenangan sebagaiman kita juga akan senang dan bahagia bila kita mempunyai hajat atau acara, lalu semua undangan menghadirinya. Maka dengan kehadiran kita ini, kita akan mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan di dunia serta Allah SWT juga akan memberikan kesenangan pada saat orang-orang sedang susah di akhirat nanti.
Kedelapan: bagi tuan rumah merupakan amal ibadah yang sering dan sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW, yaitu Ith’amut Tho’am (memberikan makan kepada orang lain), yang mana pahalanya sangat besar sekali, bahkan dijanjikan akan Allah berikan makanan Surga sebagai balasannya.
Kesembilan: bagi tuan rumah juga merupakan amal ibadah, yaitu Ikromud Dhuyuf (menjamu tamu) yang mana Rasulullah SAW menyatakan: bahwa bila ada tamu masuk rumah kita maka kedatangan tamu tersebut membawa rizkinya sendiri (untuk jamuan/sajian) serta sekaligus bila mereka keluar/pulang dari rumah kita mereka membawa (menghapus) dosa-dosa tuan rumah (sekeluarga).
Kesepuluh: bila dalam acara Maulid tadi masih ada tambahan Kalimat Thoyyibat (Tahlil), maka sudah pasti kita akan mendapatkan beribu-ribu pahala dan kebaikan, bahkan kita akan mendapatkan: pahala menghatamkan Al-Qur’an, kebaikan dunia akhirat, penjagaan dari tipu daya syetan dan manusia, serta kebaikan-kebaikan yang lain.
Kesebelas: dalam kegiatan ini banyak terdapat manfaat lain, seperti kesempatan tolong menolong antara tetangga/keluarga, yang mana dapat diwujudkan dengan sedikit memberikan bantuan materi kepada para sohibul hajat.
Keduabelas: dalam kegiatan ini juga dapat membawa dampak positif lainnya, yaitu mempererat persatuan dan persaudaraan, saling peduli, dan menampakkan kekuatan Ummat Islam. Dalam kebersamaan ini dapat memberikan kesan yang positif yang dapat menghambat gerakan kristenisasi, yahudinisasi, wahabinisasi, syi’anisasi, penyesatan akidah dan lain sebagainya.
Ketigabelas: bila dalam kegiatan ini juga ada Taushiyah/Ta’lim maka kita kita akan mendapatkan tambahan ilmu yang mana Nabi Muhammad SAW memang telah menganjurkan agar kita senantiasa menambah ilmu pengetahuan pada setiap saat. Sekaligus Majlis ini menjadi Majlis Ta’lim juga disebut dengan Majlis Dzikir, yang mana Beliau nyatakan sebagai Taman Kebun Surga.
Keempat belas: bila dalam Majlis/kegiatan tersebut tidak ada kemungkaran, maksiat, dan rokok, maka akan sangat membawa keberuntungan bagi segenap yang menghadirinya karena disitu akan hadir tamu yang paling membanggakan dan paling mulia di dunia akhirat yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW.
Kelimabelas: tuan rumah dan siapa aja yang terlibat dalam pelaksanakan kegiatan tersebut akan mendapatkan kesempatan untuk juga menghadiahkan pahalanya pada segenap keluarga, guru dan siapa saja yang sudah wafat.
Dan masih banyak lagi manfaat dan faedah untuk individu, keluarga maupun masyarakat secara umum dari kegiatan tersebut yang belum bisa dituangkan semuanya dalam lembaran ini.
Adapun madorrot dari kegiatan ini hampir tidak ada. Hanya sebagaian kecil saja seperti: a. Memungkin terjadinya Ghibah saat berkumpulnya teman-teman, b. Pelanggaran moral pada Ayat dan Hadits pada saat meletakkan di posisi lebih rendah dari lutut/kaki kita, c. Kekurang ajaran kita pada Rasulullah SAW, bila kita tidak khusu’/khudu’ pada saat pembacaan (khususnya kehadiran Beliau). Dan lain sebagainya.
Namun apapun yang terjadi pelaksanaan acara Maulid ini justru sangat penting dan sangat baik, kita tidak boleh alpa hanya karena adanya kemungkaran dalam pelaksanaanya dan sebaliknya kita dengan ikhlas harus membenahinya dengan penuh kearifan.
Akhirnya, semoga risalah ringkas ini memberikan kemanfaatan bagi kita semua. Amin Ya Robbal ‘Alamiin Bi Jahi Sayyidil Anbiya’ War Mursaliin
0 komentar:
Posting Komentar