Buletin Santri. Edisi 34/Vol 04/Maret 2011 PAHIT, TAPI MANIS
Oleh: M. Nashiruddin.
Santri Al-Khoirot.
”Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal sesuatu itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyenangi sesuatu padahal sesuatu itu amat buruk bagimu." (Al-Baqarah:216)
Sosok manusia sabar yang diangkat sejarahnya dalam Al-Qur'an adalah Nabi Ayyub As, Nabi Ayyub dikarunia harta berlimpah berupa kebun-kebun, juga berbagai macam binatang ternak. Lalu Allah mengujinya dengan cukup berat, yaitu seluruh hartanya ludes.
Nabi Ayyub juga ditimpa penyakit yang teramat parah, seluruh daging ditubuhnya melele, kecuali lidah dan hatinya, dan itu nikmat yang beliau syukuri karena berarti beliau masih bisa berzdikir kepada Sang Kholiq.
Orang –orang disekitarnya menjauh, termasuk istri-istrinya, kecuali seorang istri yang setia bertahan hidup dan tetap merawat beliau dengan hati sabar dan penuh ikhlas, anak-anaknya yang berjumlah sepuluh orang juga menjauh, itu atas permintan Nabi Ayyub sendiri yang dikhawatirkan penyakitnya akan menulari buah hatinya.
Namun Nabi Ayyub tak pernah mengeluh dalam menanggung penderitaan malah ucapan yang lembut keluar dari lisan beliau, tersirat akan makna tawakkal yang luar biasa.
"Ya tuhan, sesungguhnya aku ditimpa penyakit, sesungguhnya Engkaulah yang maha pengasih dari semua yang pengasih." (Al-Anbiya':83)
Seolah nabi ayyub berkata, kalau memang tuhan ingin menyembuhkan tidaklah sedikitpun kesulitan bagi-Nya, tapi kalau memang tuhan ingin membiarkan begitu, itu tidak lepas dari kasih sayang-Nya, dengan ketulusan dan ketabahan yang beliu jalani, hanya dengan perintah menghentakkan kaki yang menyebabkan terpancarnya air panas dan dingin, air panas untuk mandi dan air dingin untuk minum maka sembuhlah beliau secara sempurnah, tidak sedikitpun terdapat bekas luka dibadannya, sampai istripun pangling.
Disitulah letak kelebihan orang yang pandai bersyukur dan bersabar sebagai manifestasi iman dan tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa syukur, sabar serta ikhlas adalah kunci kehidupan, karena sifat-sifat tersebut dapat memformat seseorang untuk selalu dalam keridhaan Allah.
Bersyukur, berarti menyadari realitas kehidupan bahwa betapa tak terhingganya nikmat dan karunia Allah yang dicurahkan kepada hamba-hambanya, tentu saja rasa syukur itu tidak cukup dengan hanya dilafalkan dengan ucapan Alhamdulillah tapi juga harus ditampakkan pada realitas kehidupan yakni berupa pengabdian kepada yang memberi karunia dan kenikmatan.
Bersabar, berarti menyadari bahwa segala sesuatu berada dibawah kendali kekuasaan Allah, kita tidak memiliki kemampuan untuk mencegah dan menolak setiap musibah sehingga harus menerima itu semua sebagai ujian dan cobaan dari-Nya, dan menyadari segala ssuatu yang telah diberikan oleh Allah akan berbuah kemanisan dan kebahagiaan dan tidaklah luput dari kasih sayang-Nya.
Ikhlas, berarti menyadari semua perbuatan, pengabdian dan perjuangan kita tidaklah ada artinya disisi Allah dibanding dengan segala seuatu yang telah dikaruniakan-Nya kepada kita, dan perlu tumbuhnya kesadaran bahwa apa yang ada ditangan kita bukanlah atas usaha dan kemampuan kita semata, tapi adalah karunia dari tuhan yang harus di mainkan sesuai dengan petunjuk dan tuntunan-Nya.
0 komentar:
Posting Komentar