Karenahnya, islam melarang melakukan hal-hal yang berlebih-lebihan dan mengharuskan mengisi tiap-tiap waktu luang dengan hal-hal yang membawa manfaat, serta menghayati setiap bagian dalam hidup ini.
Banyak dari golongan Ahlus Sunnah dan Ulama' salaf yang menjalankan Tasawuf, sebagaimana diajarkan oleh Al-Qur'an, dan banyak pula yang berusaha meluruskan dan mempertimbangkannya dengan timbangan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Sekarang ini muncul golongan Sufi yang dapat mengisi kekosongan pada jiwa dengan akhlak dan sifat-sifat yang luhur serta ikhlas, hakikat islam dan iman, semuanya hampir menjadi perhatian dan kegiatan dari kaum Sufi.
Mereka para Tokoh Sufi sangat berhati-hati dalam meniti jalan di atas garis yang telah ditetapkan oleh Al-Qur'an dan As-Sunnah. Bersih dari berbagai pikiran dan praktik yang menyimpang baik dalam ibadah atau pikiran.
Tasawuf bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari Tuhan. Hubungan yang di maksud mempunyai makna dengan penuh kesadaran, bahwa manusia sedang berada di hadirat Tuhan. Kesadaran tersebut akan menuju kontak komunikasi dan dialog antara ruh manusia dengan Tuhan. Hal ini melalui cara bahwa manusia perlu mengasingkan diri. Keberadaannya yang dekat dengan Tuhan akan berbentuk "Ijtihad" (bersatu) dengan Tuhan. Demikian ini menjadi inti persoalan Sufisme baik pada Agama Islam maupun di luarnya.
Dengan demikian dapat di pahami bahwa Tasawuf atau Mistisisme Islam adalah suatu ilmu yang mempelajari suatu cara bagaimana orang dapat mudah berada di hadirat Allah SWT. Maka gerakan kejiwaan penuh dirasakan guna memikirkan betul suatu hakikat kontak hubungan yang mampu menelaah informasi dari Tuhannya.
Tasawuf atau Mistisme dalam Islam beresensi pada hidup dan berkembang mulai dari bentuk hidup (kezuhudan) dalam bentuk Tasawuf Amali kemudian Tasawuf Falsafi.
Tujuan Tasawuf untuk bisa berhubungan langsung dengan Tuhan. Dengan maksud ada perasaan benar-benar berada di hadirat Tuhan. Para Sufi beranggapan bahwa ibadah yang diselenggarakan dengan cara formal belum dianggap memuaskan karena belum memenuhi kebutuhan spiritual kaum sufi.
Buah yang diharapkan dari prilaku Tasawuf adalah jiwa yang dermawan, hati yang tenang, dan pekerti yang baik kepada semua makluk. Dan Tassawuf dapat digunakan sebagai sarana untuk mendidik hati dan mengetahui Alam Gaib, Ilmu Tassawuf tidak berbicara tentang ungkapan lisan, melainkan tentang perasaan dan emosi.
Ilmu ini tidak bisa dipelajari dari lembar kertas, melainkan diambil dari para Ahli Rasa. Ilmu ini tidak bisa diperoleh dengan banyak cerita, melainkan dengan melayani para guru dan menyertai para ahli kesempurnaan (Ahlul Kamal).
Ilmu Tasawuf merupakan penyempurna dan syarat bagi semua ilmu lain, karena tidak ada satupun ilmu dan perbuatan kecuali bertujuan menghadap diri kepada Allah, dan ikhlas merupakan syarat dalam segala urusan. Syekh As-Sayuthi berkata; “Ilmu Tasawuf menjadi penyempurna dan memperindah bagi ilmu-ilmu lain”. Hubungan Ilmu Tasawuf dengan ilmu lain seperti hubungan Ilmu Bayan dan Nahwu atau menurut Syekh Zaruq; “Seperti ruh dan jasad”.
Menurut Imam Al-Gozali, dari sisi Syariat, hukum bertassawuf adalah Fardlu ‘Ain (kewajiban individual), karena setiap orang selain Para Nabi, pasti punya cacat atau penyakit.
Tasawuf adalah suatu kehidupan rohani yang merupakan fitrah manusia dengan tujuan untuk mencapai hakikat yang tinggi, berada dekat atau sedekat mugkin dengan Allah dengan jalan mensucikan jiwanya, dengan melepaskan jiwanya dari kungkungan jasadnya yang menyandarkan hanya pada kehidupan kebendaan, disamping juga melepaskan jiwanya dari noda-noda sifat dan perbuatan yang tercela. Oleh karenah itu, Tasawuf adalah jalan spiritual dan merupakan dimensi batin. Abdul A’la Maududi menyebutkan; bahwa apa yang berhubungan dengan perbuatan jiwa di sebut dengan Tasawuf.
Dengan demikian nampak jelas bahwa Tasawuf sebagai Ilmu Agama, khusus berkaitan dengan aspek-aspek moral dan tingkah laku yang merupakan subtansi islam. Dalam rangka mensucikan jiwa demi tercapainya kesempurnaan dan kebahagiaan hidup. Untuk mencapai satu kesempurnaan rohani tidaklah dapat dicapai spontan dan sekaligus, akan tetapi masih memerlukan pendidikan dan latihan mental yang panjang dan bertingkat.
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa fadhilah tasawuf ialah Ilmu Tasawuf merupakan penyempurna dan syarat bagi semua ilmu yang lain, Ilmu Tassawuf menjadi penyempurna dan memperindah bagi ilmu-ilmu lain, Tasawuf adalah suatu kehidupan rohani yang merupakan fitrah manusia dengan tujuan untuk mencapai hakikat yang tinggi, Ilmu ini tidak bisa dipelajari dari lembar kertas, melainkan diambil dari para ahli rasa. Tassawuf dapat digunakan sebagai sarana untuk mendidik hati dan mengetahui alam gaib, Ilmu Tassawuf tidak berbicara tentang ungkapan lisan, melainkan tentang perasaan dan emosi.
0 komentar:
Posting Komentar